Postingan

Tak Perlu Teriak, Tak Perlu Berontak (part I)

Gambar
"Sejatinya, ketulusan tidak akan luntur hanya karena sesuatu yg tak sesuai dengan harapan walau terjaga dalam diam, ia akan tetap tenang. tak berontak. tak perlu teriak" Pagi itu, Putri, seorang gadis yang baru satu lulus dari bangku perkuliaahan duduk manis diatas kursi rotan yang sangat antik sambil memandang lembut kabut tipis yang mengaburkan padangannya dari luasnya kebun teh yang biasa ia pandangi setiap pagi .  Ditangannya ada secangkir kopi panas. Putri bukan pecandu kopi, dia hanya senang mencium aroma kopi yang begitu menenangkan baginya. Sesekali dia mehirup aroma kopi sambil menutup mata lalu tersenyum. Hatinya tenang. Sangat tenang. Tak lama kemudian kopinya menjadi dingin. Aromanya hilang bersama sirnanya kabut yang terbang ke atas awan. Iya mencoba mencium aromanya lagi sambil menutup mata tapi tak ia dapatkan semerbak wangi seperti saat kopi itu masih panas. Raut kecewa sedikit tergaris diwajahnya. Dia menaruh cangkir kopi yang (sudah) tak

Jika Disakiti, Jangan Balas Dengan Menyakiti

Aku tahu disakiti, dihianati, dikecewakan itu menyakitkan. dan aku berusaha untuk tidak menyakiti, menghianati dan mengecewakan siapapun. Sekali lagi karna aku tahu, rasanya sakit. Dan akan sangat menyakitkan jika orang yang kita sanyangi adalah pelakunya. yang menyakiti, menghianati dan membuat kita kecawa. Jadi menurutku jangan balas rasa kecewamu dengan kekecewaan yang sama. Diam atau bahagiakan mereka yang telah menyakitimu. Itu pilihannya. Jika di benakmu ada banyak pertanyaan tentang mengapa aku menyarankan untuk diam atau membahagiaan orang yang telah menyakitimu, bukan malah membalas mereka dengan sakit hati yang sama, jawabannya adalah karna perbuatan itu akan mengikis rasa cinta yg telah Tuhan titipkan padamu. Kamu akan menjadi seorang pendendam, hidupmu tidak akan tenang karna memikirkan balasan apa yang pantas untuk membuat mereka yang menyakitimu jera. Dan jika mereka masih tetap menyakitimu, kamu akan lebih berfikir keras agar mereka bisa merasakan ap

Negeri Kebatinan

Gambar
Tersenyum dibalik penderitaan. Penderitaan yg tak mampu diungkapkan. Cukup hati yg merasakan. Lalu perlahan waktu mampu membuat semuanya seakan terlupakan. Karna kepalsuan gelak tawa. Yaa, kepalsuan gelak tawalah yg dengan mantranya mampu menyihir mata setiap org yg melihatnya, pun menyihir telinga setiap org yg mendengarnya. Mendatangkan aroma bahagia yg jauh dari kata derita. Hingga orang2 tidak menyadari dan tidak melihat bahwa sebenarnya pundakmu menanggung beban yg berat. Sangat berat. Dan hatimu rapuh. Sangat rapuh. Hanya saja mulutmu tak mampu berucap, seolah terkunci atau mungkin km sengaja menguncinya dgn senyum manismu? Kenapa tidak kamu katakan saja bahwa saat itu hatimu sedang terluka dan kamu jg sedang menanggung beban masalah yg maha dahsyat? Kenapa tidak kamu katakan??? Oh aku lupa, aku lupa kalau saat ini kamu tinggal di Negri Kebatinan. Dimana setiap penduduknya tidak akan menceritakan masalah yg sedang ia tanggung. Hanya bisa mengurungnya dalam

Hey Mantan, Sepertinya Aku Sudah Mulai Terbiasa Tanpamu

Gambar
Luka memang tak kan sepenuhnya sirna. Apalagi aku wanita. Ntah berapa banyak air mata yg harus aku jatuhkan untuk menagisi kepergianmu saat itu. Bahkan untuk melupakanmu rasanya hanya membuat air mataku mengalir deras. Sangat deras. Semakin deras. Tapi tenanglah, aku sudah merelakanmu hidup bahagia dengannya. Jangan hiraukan aku, aku sudah menerima hadiah yg sengaja tuhan simpan selama aku msih denganmu. Tuhan telah lebih awal mempertemukanmu dengan keping hatimu (dia). Dan kini giliranku. Dipertemukan dengan keping hati yang melengkapi separuh hati ini. Membuatnya terlihat utuh, sempurna. Aku rasa hal itu cukup. Bahkan lebih dari cukup untuk menyadari bahwa tuhan maha adil. Tidak ada air mata kecuali akan ada kebahagiaan yang mampu menghapusnya. Luar biasa Tuhan maha baik, tidak menunda kebahagiaanku dalam kurun waktu yang lama. yang jelas, aku tidak lagi diam membisu, meratapi kepergianmu yang meningalkan luka mendalam karna harus berakhir d